Kehidupan

Anjani

Bogor, 2006

Pagi yang cerah, pagi dimana hari pertama Anjani akan mendaftar ke sekolahnya yang baru. SDN Kencana Bogor 1, merupakan sekolah yang di idam-idamkan sejak masih duduk di kursi taman kanak-kanak. Alasannya klasik, “Aku ingin sekolah di tempat yang bagus, dan keren. Sekolah yang ada lapangan luasnya dan ruang kelas yang banyak juga bagus.” Begitu katanya, wajar saja karna saat itu dia masih berusia 5 tahun lebih 6 bulan sehingga dia belum mengerti apa tujuan dari memilih sekolah yang benar. padahal hampir semua sekolah dasar memiliki ruang kelas yang banyak dan lapangan yang besar. mungkin karna disekolahnya yang dulu hanya ada satu ruangan kelas yang besar dan itu pun disekat menjadi beberapa bagian.

Anjani, yang biasa dipanggil Jani ini merupakan anak yang pintar dan cerdas. Saat TK dulu, dia selalu menjadi anak yang paling aktif diantara teman-teman lainnya. Dia merupakan anak pemberani dan mandiri, kadang dengan ciri khas anak kecilnya tanpa rasa takut kadang dengan mudah dia berkomentar jika gurunya salah menjelaskan. Lucu memang sosok Anjani ini, hanya saja akibat kondisi financial keluarganya yang begitu rendah banyak impian-impian yang belum terwujud bahkan tidak terwujud sama sekali. Masuk ke sekolah baru yang Jani impikan merupakan beban bagi orang tuanya. Karna yang Jani bilang sekolah itu bagus dan keren adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa ditepis, sehingga orang-orang yang mendaftar kesekolah itupun merupakan orang menengah keatas. Sebetulnya bukan itu masalahnya, “Tapi apakah Jani akan sanggup masuk ke lingkungan baru yang jelas berbeda dengan lingkungan aslinya?” tanya sang ibu dalam hati. Namun, atas kegigihan Jani yang begitu semangat ingin menjadi salah satu murid disekolah itu, akhirnya Ibu Jani pun menguatkan niat demi anaknya agar Jani bisa di terima di sekolah impiannya.

“Jani, ayo nak sebentar lagi kita berangkat.” Teriak ibu diruang makan sambil menyiapkan bekal.

“Iya Ibu, tungguin Jani ya..” Balas Jani dengan ciri khas suara sang anak kecil. Ibu Jani hanya tersenyum, dan terus berdoa agar hari ini lancar dan Jani bisa diterima di sekolah impiannya.

Untuk menempuh kesekolah Jani yang baru, mereka cukup menaiki angkutan umum sekali. Saat diperjalanan Jani terus berdoa dengan mengulurkan kedua telapak tangan didepan mukanya sambil berkomat-kamit, entah apa yang dibaca Ibu Jani hanya tertawa kecil melihat tingkah Jani dan tersenyum bangga pada kegigihan anaknya.

“Ya Allah, Jani ingin masuk ke sekolah Kencana Bogor 1, itu ya Allah. Jani janji akan belajar lebih rajin lagi kalo masuk kesitu.. Kabulin doa Jani ya, Ya Allah.” dengan begitu pelan Jani berdoa.

“Kiri mang…!!” Teriak Ibu Jani, tanda tempat tujuan yang dimaksud sudah sampai. Jani pun berhenti dari doanya lalu langsung beranjak berdiri mengajak ibunya untuk turun.

Tepat di depan gedung SDN Kencana Bogor 1, mata Jani membulat tak menyangka kini dirinya berada didepan sekolah impiannya. Hati nya begitu senang dan tak bisa digambarkan, tanpa basa-basi Jani lansung berlari dan diam tepat ditengah lapangan sekolah. Ibu yang sedari tadi memperhatikan tingkah anaknya ini semakin tersenyum melihat Jani yang begitu bahagia. “Bimillahirrahmanirrahiim..” Ucap Ibu Jani didalam hati sambil melanjutkan langkahnya untuk menyusul Jani.

_Ingin tahu kisah selanjutnya? nantikan cerita selanjutnya..

Cerita Selanjutnya…

Tinggalkan komentar