About Me

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh.

Perkenalkan nama saya Reina Diana Kasih, saya lahir di Bogor pada tanggal 24 Oktober 2001. Saya anak pertama dari tiga bersaudara, menurut saya menjadi anak sulung adalah tantangan bagi saya. Saya harus bisa menjadi seorang kaka perempuan yang kuat untuk adik-adik saya, dan anak yang sukses juga saliha yang menjadi harapan terbesar kedua orang tua saya.

Disini saya akan sedikit bercerita tentang “Proses saya berhijab”. Dulu, saat saya masih SD, hijab adalah hal yang paling anti dikepala saya. Cukup terhitung dimana waktu-waktu yang pas untuk saya mengenakannya. Saat solat, pergi mengaji, dan hari raya misalnya. Bahkan pelajaran agama disekolah pun dengan percaya diri saya berpenampilan layaknya seorang non muslim.

Singkat cerita, ketika saya duduk di bangku kelas 6 SD, saya mendapat tegur dari guru agama saya, beliau adalah Alm. Bpk. Joko. Beliau bertanya apakah saya seorang muslim atau bukan? Yaa karna seperti itulah kondisi berpakaian saya, kemeja putih pendek, dan rok merah pendek. Bahkan beliau sampai geleng-geleng kepala ketika saya jawab “saya islam pak, tapi saya gamau pake kerudung” *naudzubillahimindzaliik.

Sampai kelulusan tiba, saya melanjutkan sekolah di salah satu SMP swasta di Bogor. Disanalah saya memulai mencoba mengenakan hijab, ya… Sehari sebelum masuk sekolah saya di paksa oleh kakek, ayah, dan mamah untuk berhijab. Saya menurutinya, tapi itu hanya bertahan selama satu minggu. Saya mendapat cacian kasar dari teman-teman di sekolah saya, hingga saya dipanggil keruang Bimbingan Konseling. Sejak saat itu, saya mencoba lagi untuk berubah dan berusaha untuk istiqomah.

Namun sayang, perjalanan saya di SMP selama tiga tahun ini sama saja, saya berhijab tapj seperti tidak berhijab. Disekolah saya pakai, diluar saya buka. Kepala saya tutup, dada dan pinggang semua terbentuk, sungguh dimana saya saat itu?

Hingga akhirnya, detik kelulusan sekolah.. Kedua orang tua saya memutuskan untuk mengirim saya ke sebuah Pondok Pesantren. Dan disanalah saya memulai lagi semua dari noL. Saya sadar akan kesalahan saya selama ini, sudah berapa langkah yang saya berikan untuk kedua orang tua saya mengantarnya ke neraka. Nauudzubillahimindzalik..

Dan saat ini, saat yang paling membuat saya sangat bersyukur. Saya bisa bergabung disebuah kampus yang memberikan saya banyak pelajaran, kampus yang mementingkan ilmu keagamaannya, dengan habbit yang luar biasa, shalat duha bersama, membaca doa bersama, bahkan memperhatikan sekali akan aurat wanita dan pria. Yaitu, kampus Bogor EduCARE.. Sehingga saya bisa lebih memantapkan lagi niat hijrah saya.

Mungkin sekian cerita tentang saya, semoga kalian bisa mengambil manfaatnya.. Bahwasanya menutup auratsudah lebih dari kewajiban tapi kebutuhan bagi kita, apalagi kaum hawa. Terimakasih sudah membaca,

Wassalamu’alaikum Warrahmatullhi Wabarakaatuh.